Sabtu, 02 Juni 2012

Naskah Drama


Sahabat yang Tidak Dapat di Percayai


Segmen 1
Ketika bel berbunyi, Riyan merasa waktunya masih sangat lama untuk menunggu bus.
Yulina: Yan, kita ke PU yok...!
Riyan: Ia ayok la. Aku pun juga mau ke PU.
             Ehh. Tapi Yul kayaknya aku pelatihan hari hari ini. Bentar ya aku mau ke kantor mau nannya
             Pak Paino.
Yulina: Yauda nanti kok gak jadi sms aku ya!!
Riyan: Ia, yauda daaa.
Riyan pun berjalan ke kantor dan sesampainya di kantor Riyan bertemu dengan Pak Paino.
Riyan: Pak kita pelatihan hari.
Pak Paino: ohh enggak nak. Bapak hari ini melatih yang fisika.
Riyan: Ohh ia pak. Makasih ya Pak.

Segmen 2
Riyan pun berjalan ke luar sekolah dan ia langsung nai angkot. Ketika di angkot ia melihat jam bahwa busnya datang masih lama lagi. Ketika turun dari angkot, Riyan pun duduk di samping PU(Perpustakaan Umum). Riyan pun mengirim sms kepada Yulina bahwa Riyan tidak jadi pelatihan hari ini. Beberapa menit kemudian Yulina datang.
Riyan: Dari mana kau Yul?
Yulina: Dari rumah Katerine aku tadi. Main-main sama dia dan Debora Sirait. Yauda ayoklah kita masuk.
Riyan: Yauda ayoklah.
Riyan dan Yulina pun masuk ke PU dan naik ke tingkat atas untuk membaca buku. Riyan yang sedang membaca buku tiba-tiba yulina datang membaca buku juga di samping Riyan. Tiba-tiba Yulina berkata.
Yulina: Ehh Yan, kau bawa kartu perpus?
Riyan: Bawa, tapi aku mau minjam buku yul.
Yulina: Nanti aku boleh nebeng Yan?
Riyan: Yauda kita satu satu buku aja.
Yulina: Kau mau minjam buku apa Yan?
Riyan: Buku astronomi...””
Yulina: Ia lah yang ikut olimpiade itu. Aku nebeng kartumu ya, aku mau minjam novel. Aku gak bisa lagi minjam pake kartuku gara-gara si Debora yang bermasalah itu.
Riyan: Kau mau minjam novel apa?
Yulina: Itu loh,, yang novel baru keluar itu “Aku Terlahir 500 gr”....
Riyan: Ohhh itu. Gak tau-tau aku itu. Hahahahah
Setelah membaca, Riya dan Yulina pergi ke ruang tempat peminjaman buku. Setelah selesai dicatat oleh petugas PU, mereka pun keluar. Pada saat di pintu luar Yulina berkata....
Yulina: Masih lama bus mu datang yan?
Riyan: ohh sebentar lagi Yul. Yauda kok kau mau pulang, pulang aja.!!!
Yulina: Yauda aku deluan ya!!!
Riyan: Iaa..,,

Segmen 3
Keesokan harinya.....
Riyan: Yul, bukunya hari rabu kita pulangi ya!! Soalnya hari rabu habis waktunya...
Yulina: aih yan,, ketinggalan di kos Andre bukunya.
Riyan:(dengan merasa kesal) aii Yul, kau pun.Kok bisa tinggal kau buat?
Yulina: Ia, semalam aku ke kos dia, lupa aku bawanya. Dre novel yang semalam ketinggalan di kosmu mana?
Andre: Aih gak tau aku yul.!! Nanti la ya ku cari.

Setelah pulang sekolah Andre pun mencari novel yang dimaksud oleh yulina.

Segmen 4
Keesokan harinya, Andre dengan rasa tidak ada bersalah berkata...
Andre:  (Dengan polos) Bray, gak ada bukunya bray. Hilang kayaknya!!!
Riyan: Isss, enak kali kok ngomongnya. Kau ganti lah itu.
Andre: aihh, gak mau aku bray. Terbawak kakakku kayaknya bukunya bray. Semalam dia nyusun bukunya semua, terbawaknya mungkin.
Riyan: aiihh, kau pun Dre. Ntah hapa lah kau. Jadi kek mana itu?
Andre: Minggu depan la ku bawa. Gak pulang soalnya aku minggu ini.
Riyan: (Dengan perasaan yang kesal)betul ya.!! Jangan sampai lupa kau. Uda kenak denda itu. Kau lah yang bayar dendanya itu. Gara-gara itu gak ku pulangi buku yang satu lagi ini.!!
Andre:Aiii bray,, gak mau aku bray. Suruh Yulina yang bayar.!!
Riyan : Kau lah yang nyuruh. Klen dua pun yang buat kek gitu. Malas aku ikut campur,pokoknya klen lah yang denda itu.

Segmen 5

Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, sudah hampir sebulan, buku yang di pinjam dari Perpustakaan Umum itu tidak dikembalikan. Riyan yang bersahabat dengan andre tidak dapat berbuat kasar dengan Andre, karena Andre bersahabat dengan Riyan. Pada saat itu perasaan Riyan sudah tidak enak lagi karena mikiri buku yang sudah lama tidak dikembalikan.
Pada malam harinya Riyan mengirim sms kepada Andre agar dia tidak lupa membawa novel tersebut. Keesokan harinya, bel masuk sekolah berbunyi. Dengan rasa kesal Riyan berkata...
Riyan: Dre,, mana novelnya??? Sudah 27 hari gak dipulangi loh. Ai dua buku pulak itu.
Andre: Ai bray kamis la ya!!
Riyan: Kau bohong-bohong aja lah. Gak enak kali kau jadi sahabat. Kok aku dapat surat dari PU karena gak mulangi buku, bos ku datangi kau supaya kau bawa novelnya itu. Sekarang serius-serius aja dre..
Andre: ia...ia... bray. Kamis pun ku bawa.
Pada saat itu Andre dan Riyan mulai bermusuhan.
Pada hari kamis, Andre yang biasanya agak-agak jabir di kelasnya, pada hari itu tidak. Ia kelihatan berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Pada saat itu Riyan yang sebangku dengan andre tidak mau cakapi Andre.

Andre: Ehh, ini novelmu....
Riyan: ( dengan perasaan senang) Yul ini novelnya!!
Yulina: wahhhh... aku minjam lah.
Riyan: aiihh uda la yul. Uda sebulan lebih gak dipulangkan. Jadi mana uang dendanya?
Yulina: Mintak la sama andre. Dia pun yang buat jadi terlambat. Dre kasi si Riyan uang dendanya!!!
Andre dengan wajah sedikit seram langsung memberikan uangnya pada Riyan.

Riyan: aiihh dikit kali dre. Masa Cuma enam ribu. 14 ribu semua, uda ku hitung.
Andre: kau minta lah sama dia setengah lagi!!
Riyan: ntahapa la klen. Tuduh-tuduhan pula.

Segmen 6
Bel pulang sekolah berbunyi. Riyan bergegas pergi ke Perpustakaan Umum. Ketika sampai di ruangan peminjaman buku....
Petugas PU: ini apa dek,, mau minjam buku ya?
Riyan: Enggak buk. Mau mulangi buku buk.
Tiba-tiba.....
Petugas PU: Lohh, uda terlambat mulanginya ini dek. Uda 33 hari terlambat mulangi. Telat atau lupa mulangi kamu?
Riyan: (Dengan perasaan takut dan gugup). Ia buk maaf ya, terbawa sama teman buk ke rumahnya, dah itu rumahnya jauh dari sini buk.
Petugas PU: lohh kok bisa terbawa? Bilang la sama temannya, dia yang ganti uang dendanya.
Riyan: Ia buk.
Beberapa saat kemudian ibu itu menghitung uang denda yang harus dibayar,,,
Petugas PU: Dendanya 8000 dek..
Riyan: ( Dengan muka pasrah) Ini buk uangnya.
Petugas PU: Untuk pulang nanti ada ongkosnya dek?
Riyan: Ada buk. Ini buk.
Petugas PU: benar kan dek ada untuk ongkos pulang?
Riyan: ia buk ada. Terima kasih ya buk..
Petugas PU: Ia sama-sama.
Semenjak kejadian itu lah Riyan tahu bahwa sahabat terbaiknya yang dari kelas 1 SMA itu tidak dapat dipercayai dalam omongannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar