Sahabat
yang Tidak Dapat di Percayai
Segmen
1
Ketika bel berbunyi,
Riyan merasa waktunya masih sangat lama untuk menunggu bus.
Yulina: Yan, kita ke PU
yok...!
Riyan: Ia ayok la. Aku
pun juga mau ke PU.
Ehh. Tapi Yul kayaknya aku
pelatihan hari hari ini. Bentar ya aku mau ke kantor mau nannya
Pak Paino.
Yulina: Yauda nanti kok gak jadi sms aku ya!!
Riyan: Ia, yauda daaa.
Yulina: Yauda nanti kok gak jadi sms aku ya!!
Riyan: Ia, yauda daaa.
Riyan pun berjalan ke
kantor dan sesampainya di kantor Riyan bertemu dengan Pak Paino.
Riyan: Pak kita
pelatihan hari.
Pak Paino: ohh enggak nak. Bapak hari ini melatih yang fisika.
Pak Paino: ohh enggak nak. Bapak hari ini melatih yang fisika.
Riyan: Ohh ia pak.
Makasih ya Pak.
Segmen
2
Riyan
pun berjalan ke luar sekolah dan ia langsung nai angkot. Ketika di angkot ia
melihat jam bahwa busnya datang masih lama lagi. Ketika turun dari angkot,
Riyan pun duduk di samping PU(Perpustakaan Umum). Riyan pun mengirim sms kepada
Yulina bahwa Riyan tidak jadi pelatihan hari ini. Beberapa menit kemudian
Yulina datang.
Riyan: Dari mana kau
Yul?
Yulina: Dari rumah
Katerine aku tadi. Main-main sama dia dan Debora Sirait. Yauda ayoklah kita
masuk.
Riyan: Yauda ayoklah.
Riyan
dan Yulina pun masuk ke PU dan naik ke tingkat atas untuk membaca buku. Riyan
yang sedang membaca buku tiba-tiba yulina datang membaca buku juga di samping
Riyan. Tiba-tiba Yulina berkata.
Yulina: Ehh Yan, kau
bawa kartu perpus?
Riyan: Bawa, tapi aku
mau minjam buku yul.
Yulina: Nanti aku boleh
nebeng Yan?
Riyan: Yauda kita satu
satu buku aja.
Yulina: Kau mau minjam
buku apa Yan?
Riyan: Buku astronomi...””
Riyan: Buku astronomi...””
Yulina: Ia lah yang
ikut olimpiade itu. Aku nebeng kartumu ya, aku mau minjam novel. Aku gak bisa
lagi minjam pake kartuku gara-gara si Debora yang bermasalah itu.
Riyan: Kau mau minjam novel apa?
Yulina: Itu loh,, yang novel baru keluar itu “Aku Terlahir 500 gr”....
Riyan: Ohhh itu. Gak tau-tau aku itu. Hahahahah
Setelah membaca, Riya dan Yulina pergi ke ruang tempat peminjaman buku. Setelah selesai dicatat oleh petugas PU, mereka pun keluar. Pada saat di pintu luar Yulina berkata....
Riyan: Kau mau minjam novel apa?
Yulina: Itu loh,, yang novel baru keluar itu “Aku Terlahir 500 gr”....
Riyan: Ohhh itu. Gak tau-tau aku itu. Hahahahah
Setelah membaca, Riya dan Yulina pergi ke ruang tempat peminjaman buku. Setelah selesai dicatat oleh petugas PU, mereka pun keluar. Pada saat di pintu luar Yulina berkata....
Yulina: Masih lama bus
mu datang yan?
Riyan: ohh sebentar lagi Yul. Yauda kok kau mau pulang, pulang aja.!!!
Riyan: ohh sebentar lagi Yul. Yauda kok kau mau pulang, pulang aja.!!!
Yulina: Yauda aku
deluan ya!!!
Riyan: Iaa..,,
Segmen
3
Keesokan harinya.....
Riyan: Yul, bukunya
hari rabu kita pulangi ya!! Soalnya hari rabu habis waktunya...
Yulina: aih yan,,
ketinggalan di kos Andre bukunya.
Riyan:(dengan merasa kesal) aii Yul, kau pun.Kok bisa tinggal kau buat?
Riyan:(dengan merasa kesal) aii Yul, kau pun.Kok bisa tinggal kau buat?
Yulina: Ia, semalam aku
ke kos dia, lupa aku bawanya. Dre novel yang semalam ketinggalan di kosmu mana?
Andre: Aih gak tau aku
yul.!! Nanti la ya ku cari.
Setelah pulang sekolah Andre pun mencari novel yang dimaksud oleh yulina.
Segmen 4
Keesokan harinya, Andre dengan rasa tidak ada bersalah berkata...
Andre: (Dengan polos) Bray, gak ada bukunya bray. Hilang kayaknya!!!
Setelah pulang sekolah Andre pun mencari novel yang dimaksud oleh yulina.
Segmen 4
Keesokan harinya, Andre dengan rasa tidak ada bersalah berkata...
Andre: (Dengan polos) Bray, gak ada bukunya bray. Hilang kayaknya!!!
Riyan: Isss, enak kali
kok ngomongnya. Kau ganti lah itu.
Andre: aihh, gak mau aku bray. Terbawak kakakku kayaknya bukunya bray. Semalam dia nyusun bukunya semua, terbawaknya mungkin.
Riyan: aiihh, kau pun Dre. Ntah hapa lah kau. Jadi kek mana itu?
Andre: Minggu depan la ku bawa. Gak pulang soalnya aku minggu ini.
Riyan: (Dengan perasaan yang kesal)betul ya.!! Jangan sampai lupa kau. Uda kenak denda itu. Kau lah yang bayar dendanya itu. Gara-gara itu gak ku pulangi buku yang satu lagi ini.!!
Andre: aihh, gak mau aku bray. Terbawak kakakku kayaknya bukunya bray. Semalam dia nyusun bukunya semua, terbawaknya mungkin.
Riyan: aiihh, kau pun Dre. Ntah hapa lah kau. Jadi kek mana itu?
Andre: Minggu depan la ku bawa. Gak pulang soalnya aku minggu ini.
Riyan: (Dengan perasaan yang kesal)betul ya.!! Jangan sampai lupa kau. Uda kenak denda itu. Kau lah yang bayar dendanya itu. Gara-gara itu gak ku pulangi buku yang satu lagi ini.!!
Andre:Aiii bray,, gak
mau aku bray. Suruh Yulina yang bayar.!!
Riyan : Kau lah yang nyuruh. Klen dua pun yang buat kek gitu. Malas aku ikut campur,pokoknya klen lah yang denda itu.
Riyan : Kau lah yang nyuruh. Klen dua pun yang buat kek gitu. Malas aku ikut campur,pokoknya klen lah yang denda itu.
Segmen 5
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, sudah hampir sebulan, buku yang di pinjam dari Perpustakaan Umum itu tidak dikembalikan. Riyan yang bersahabat dengan andre tidak dapat berbuat kasar dengan Andre, karena Andre bersahabat dengan Riyan. Pada saat itu perasaan Riyan sudah tidak enak lagi karena mikiri buku yang sudah lama tidak dikembalikan.
Pada
malam harinya Riyan mengirim sms kepada Andre agar dia tidak lupa membawa novel
tersebut. Keesokan harinya, bel masuk sekolah berbunyi. Dengan rasa kesal Riyan
berkata...
Riyan: Dre,, mana
novelnya??? Sudah 27 hari gak dipulangi loh. Ai dua buku pulak itu.
Andre: Ai bray kamis la ya!!
Riyan: Kau bohong-bohong aja lah. Gak enak kali kau jadi sahabat. Kok aku dapat surat dari PU karena gak mulangi buku, bos ku datangi kau supaya kau bawa novelnya itu. Sekarang serius-serius aja dre..
Andre: ia...ia... bray. Kamis pun ku bawa.
Pada saat itu Andre dan Riyan mulai bermusuhan.
Andre: Ai bray kamis la ya!!
Riyan: Kau bohong-bohong aja lah. Gak enak kali kau jadi sahabat. Kok aku dapat surat dari PU karena gak mulangi buku, bos ku datangi kau supaya kau bawa novelnya itu. Sekarang serius-serius aja dre..
Andre: ia...ia... bray. Kamis pun ku bawa.
Pada saat itu Andre dan Riyan mulai bermusuhan.
Pada
hari kamis, Andre yang biasanya agak-agak jabir di kelasnya, pada hari itu
tidak. Ia kelihatan berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Pada saat itu Riyan
yang sebangku dengan andre tidak mau cakapi Andre.
Andre: Ehh, ini novelmu....
Riyan: ( dengan perasaan senang) Yul ini novelnya!!
Yulina: wahhhh... aku minjam lah.
Riyan: aiihh uda la yul. Uda sebulan lebih gak dipulangkan. Jadi mana uang dendanya?
Yulina: Mintak la sama andre. Dia pun yang buat jadi terlambat. Dre kasi si Riyan uang dendanya!!!
Andre dengan wajah sedikit seram langsung memberikan uangnya pada Riyan.
Riyan: aiihh dikit kali dre. Masa Cuma enam ribu. 14 ribu semua, uda ku hitung.
Andre: kau minta lah sama dia setengah lagi!!
Riyan: ntahapa la klen. Tuduh-tuduhan pula.
Segmen
6
Bel
pulang sekolah berbunyi. Riyan bergegas pergi ke Perpustakaan Umum. Ketika
sampai di ruangan peminjaman buku....
Petugas PU: ini apa dek,,
mau minjam buku ya?
Riyan: Enggak buk. Mau mulangi buku buk.
Riyan: Enggak buk. Mau mulangi buku buk.
Tiba-tiba.....
Petugas PU: Lohh, uda
terlambat mulanginya ini dek. Uda 33 hari terlambat mulangi. Telat atau lupa
mulangi kamu?
Riyan: (Dengan perasaan takut dan gugup). Ia buk maaf ya, terbawa sama teman buk ke rumahnya, dah itu rumahnya jauh dari sini buk.
Riyan: (Dengan perasaan takut dan gugup). Ia buk maaf ya, terbawa sama teman buk ke rumahnya, dah itu rumahnya jauh dari sini buk.
Petugas PU: lohh kok
bisa terbawa? Bilang la sama temannya, dia yang ganti uang dendanya.
Riyan: Ia buk.
Riyan: Ia buk.
Beberapa saat kemudian
ibu itu menghitung uang denda yang harus dibayar,,,
Petugas PU: Dendanya
8000 dek..
Riyan: ( Dengan muka pasrah) Ini buk uangnya.
Petugas PU: Untuk pulang nanti ada ongkosnya dek?
Riyan: ( Dengan muka pasrah) Ini buk uangnya.
Petugas PU: Untuk pulang nanti ada ongkosnya dek?
Riyan: Ada buk. Ini
buk.
Petugas PU: benar kan dek ada untuk ongkos pulang?
Riyan: ia buk ada. Terima kasih ya buk..
Petugas PU: Ia sama-sama.
Petugas PU: benar kan dek ada untuk ongkos pulang?
Riyan: ia buk ada. Terima kasih ya buk..
Petugas PU: Ia sama-sama.
Semenjak
kejadian itu lah Riyan tahu bahwa sahabat terbaiknya yang dari kelas 1 SMA itu
tidak dapat dipercayai dalam omongannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar